Jika masih belum boleh mengabdikan diri mengikuti perintah Allah SWT sepenuhnya pada semua keadaan dan agenda, bermakna kita belum termasuk orang yang beriman secara total. Berhati-hatilah dengan peringatan-NYA seperti yang disuarakan dalam surat AL Baqharah ini:
"Jika kamu menyimpang (dari jalan ALLAH) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah bahwasannya ALLAH Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqharah : 109)Peringatan ini sangat membimbingkita untuk mengkoreksi diri karena ada kaitannya dengan identiti dan karakter kita. Ciri utama yang menjadi penentu siapa diri kita ialah iman dalam hati. Iman didalam hati adalah modal yang agung sekali dan yang paling disukai Allah SWT dan pembeda utama antara kita dengan manusia lain. Inilah yang menjadikan kita unik hubungannya dengan DIA sang pencipta.
Persoalan utamanya, sudahkah kita menyambut seruan "masuklah Islam secara total"ini sepenuhnya? Jika belum pasti, marilah kita teliti bagaimana yang dimaksudkan dengan seruan tersebut:
- Pertama, sebagai orang mukmin, kita harus menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT baik dalam perkara kecil maupun besar. Penyerahan ini bermula dari segi gaya hidup, persepsi, pandangan, pemikiran, perasaan, niat dan amal, kesenangan, ketakutan, kepatuhan, ridha kepada hukuman dan Qadak-NYA serta tidak merasa sedikit pun untuk yang selain-NYA. Pasrah disertai ketaatan yang mantap, tenang dan ridha , menyerah pada yang mampu memimpin langkah kita menuju kearah kebaikan, ketulusan, kelurusan serta merasa senang dan tentram menempuh jalan-NYA di semua keadaan sama ada yang berangkat dari dunia maupun kembali ke akhirat.
- Kedua, sebagai mukmin kita harus terus berdakwah dimana pun kita berada karena diluar sana terdapat terlalu banyak orang yang jiwanya berperang dan memberontak dalam membuat pilihan yang tepat karena tergenggam keraguan untuk melakukan ketaatan secara mutlak, baik secara sembunyi atau pun terang-terangan. Semoga ada selingan antara mereka itu jiwa-jiwa yang tenang, percaya sepenuhnya kepada Allah SWT dan ridha-NYA
Sikap ini sangatlah penting karena ia berfungsi sebagai penanda keimanan. Setelah orang-orang yang beriman mematuhi semua kehendak-NYA serta tuntunan Rasulullah SAW dengan sebenar-benarnya, ini bermakna mereka sudah memasuki alam kedamaian dan keselamatan secara menyeluruh. Alam yang penuh kenikmatan ketenangan dan keridhaan.
Mereka tidak lagi tenggelam dalam arus hidup yang salah, bingung, gelisah dan terlindungi dari jalan yang menyesatkan. Jiwa mereka penuh kedamaian yang berbunga dan berseri di lubuk hati. Lalu terciptalah suatu bentuk kehidupan serta masyarakat yang penuh kesejahteraan.
Bila sudah merasa hidup yang diselimuti oleh sifat-Nya, pasti kita akan menemui jaminan perlindungan , pemeliharaan, kelembutan, kasihnsayang, keperkasaan, ketahanan, kemantapan dan juga keselamatan Sesuai dengan pesanan-NYA:
"Dan DIAlah yang berkuasa atas sekalian hamba-NYA. Dan DIAlah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (Al-An'aamm : 18)Namun, peringatan ALLAh SWT juga dituliskan dalam ayat Al Qur'an sebagaimana mestinya:
"Dan ALLAH berkuasa terhadap urusan-NYA, tetapi kebanyakan manusia tidak mematuhinnya"(Yusuf : 21)Allah SWT juga memberikan tawaran yang sehebat-hebatnya kepada kita seperti yang di firmankan
"Barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya DIA akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada ALLAH, niscaya DIA akan mencukupkannya (keperluannya). Sesungguhnya ALLAh melaksanakan urusan (yang dikehendakinya)" (QS. AS Thalaaq : 2-3
0 komentar:
Post a Comment