Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Dan apabila mendapat kebaikan, dia amat kikir kecuali orang yang mengerjakan solat dan mereka yang tetap mengerjakan sholatnya. ( Al-Ma'aarij : 19-21)
Gambaran manusia yang hatinya kosong dari iman, jelas di ungkapkan dalam ayat tersebut. Jelas dinyatakan watak manusia itu tidak dapat dibaiki kecuali dengan iman. Yaitu, berkeluh kesah serta bersedih seolah-olah kesusahan serta kesedihan itu kekal abadi dan tidak dapat di hilangkan. Lebih malang lagi mereka menjangka di masa yang akan datang itu akan terus menjadi petaka
Akibatnya, penuhlah hati mereka dengan bermacam-macam kesedihan, keburukan, dan duka nestapa. Hingga ke tahap membayangkan yang mereka tidak akan ada pelepasan dari kesedian tersebut seumur hidup. Malah mereka juga, tidak mengharapkan perubahan dari Allah SWT. Akibatnya, mereka di makan kesedihan dan dirobek-robek oleh keluh kesan. Ini berlaku karena mereka tidak berlindung dan menggantungkan segala cita-cota serta harapan kepada-NYA.
Bila imannya kosong, manusia selalu diserang sifat kikir ketika mendapat kesenangan dan kikir terhadap kebaikan. Mereka mengira kebaikan serta keberuntungan yang di peroleh itu adalah dari hasil usaha dan jerih payah sendiri.
Sikap ini terbina karena mereka tidak ada ilmu dan pengertian hakikat yang rejeki itu datangnya dari ALAH SWT. Mereka menolak keberadaan-NYA dalam urusan rejeki mereka. Kesimpulannya, manusia memang di serang keluh kesah yang sama, ada ketika susah atau pada saat mereka mendapat kebaikan dan keberuntungan bila hatinya kosong dati ikan
Dalam keadaan kosong iman, mereka akan senantiasa terumbang-ambing dan merasa goyah, ibarat bulu terbang melayang ditiup oleh angin. Mereka akan senantiasa merasa bimbang dan takut. Maka, disinilah iman memainkan peranan dalam hidup. Karena ia bukan sekedar kata-kata yang diucapkan dengan lisan, bukan juga simbol ubudiah yang di peragakan.
Iman adalah kondisi jiwa, gaya hidup, serta pandangan hidup yang sempurna terhadap norma, nilai, peristiwa-paristiwa dan semua keadaan. Jika hati di semarakkan oleh iman, maka ia akan senantiasa tenang serta sehat karena selalu berhubungan dengan sumber segala peristiwa dan pengatur semua keadaan.
Mereka yang punya iman akan senantiasa tenteram terhadap kekuasaan-NYA, merasakan rahmat-NYA, mampu menerima ujian-NYA, selalu melihat pembebasan-NYA dari kesempitan dan dipermudahkan-NYA dari kesulitan. Juga akan selalu menghadap kepada-NYA dengan kebaikan karena mereka tahu apa yang di infaq-kan itu adalah rejeki dari-NYA, dan kelak mereka akan mendapat balasan dunia . (Amin)
Maka memiliki iman akan dapat dirasakan kebaikannya sebelum sampai ke alam sana. Seperti memetik kegembiraan, ketenangan, kemanantapan dan kestabilan semasa dalam perjalanan hidup didunia selain balasan baik si akhirat nanti.
0 komentar:
Post a Comment