Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang di bisikan oleh hatinya. KAMI lebih dekat padanya daripada urat lehernya, yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri, Tiada suatu ucapan pun yang di ucapkan melainkan ada dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Al Qaaf :16-18)Ayat ini memberitahu siapa diri kita yang sebenarnya. Penjelasan ini menuntut kita supaya sadar bahwa diri kita ada penciptanya. Secara lumrah, pastilah seorang menciptakan sangat mengetahui binaan dan rahasia hasil ciptaannya. Begitulah antara kita (yang dicipta) dengan Allah yang menciptakan.
Sesungguhnya manusia itu berada ditangan Allah SWT, tidak ada yang tersembunyi , semua sama ada yang zahir maupun batin. Pada hakikatnya, sifat dan kerahasiaan kita sangat diketahui oleh pencipta Yang Maha Mengetahui. DIA juga memahami sumber, asal keadaan , kehidupan dan tempat kembalinya kita. Sebab itu dijelaskan oleh Allah SWT didalam firmannya
Dan KAMI mengetahui apa yang di bisikan oleh hatinya (QS. Al-Qaaf :16)Ungkapan ini bermakna DIA selaku pencipta melihat hasil ciptaan-NYA dalam bentuk yang sangat jelas dan 'tembus'. Tiada satu pun bagian tubuh yang berupa jasad dan roh yang tersembunyi dari mata pencipta. Ini bermakna, segala bisikan yang tersembunyi atau yang dirahasiakan akan tetap diketahui-NYA. Tidak ada sebarang dinding yang menutupi diri kita daripada pandangan-NYA.
Inilah kenyataan tentang adanya hari perhitungan yang tidak diingkari manusia dan kita berada didalam tilikan-NYA pada setiap saat didunia maupun di akhirat. Bagi lebih meyakinkan bahwa kita mempunyai hubungan langsung setiap saat dengan-NYA. Kita di peringatkan melalui pesan yang menggetarkan ini :
KAMI lebih dekat dengannya daripada urat lehernya. (QS. Al Qaaf : 16)Mari bayangkan urat leher kita, urat utama yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Ini bermakna, DIA ingin menggambarkan betapa kita senantiasa berada dalam genggeman-NYA, tidak peduli kita ini taat atau sebaliknya. Jika keyakinan ini diletakkan didalam jiwa, pasti kita tidak akan mampu melakukan sebatang ucapan yang tidak di Ridhai-NYA, serta kita tidak mampu menyimpannya dalam hati.
Dengan sebaris ungkapan saja, kita diperingatkan agar merasakan pengawasan-NYA pada setiap saat. Maka sikap berwaspada dalam setiap gerak kita harus tebal di jiwa, karena kita di bekalkan dengan dua malaikat pencatat di kiri dan kanan.
kedua malaikat ini mencatat setiap gerak-gerik kita pada saat itu juga. tidak terlepas sesaat atau sekelumit pun akan terlepas dari catatannya. Catatan itu akan menjadi saksi apabila buku amalan kita di turunkan, di tangan kanan mengabarkan berita kegembiraan atau di tangan kiri yang mengundang keresahan.Ketika itu kita hanya mampu berdiam dan menyesal jika amalan yang di lakukan hanya sekedar biasa-biasa saja.
Ungkapan ini saja sudah cukup membuat kita hidup didalam kewaspadaan, merasa cemas dan senantiasa bermusabah seperti ketika saat kita bergerak, tidur, makan, berbicara, diam dan dalam menempuh perjalanan. seperti yang di firmankan :
Yaitu ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri yang dikenal sebagai Raqib dan Atit. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS. Al Qaaf : 17-18)Kita tidak perlu mengetahui bagaimana proses mencatat itu berlaku, karena ia termasuk perkara gaib. Sikap yang harus dibina dalam diri ialah menerimanya dan mempercayai makna tanpa meneliti prosesnya. Pengetahuan mengenai proses initidak berguna sediktpun karena ia diluar pengalaman dan pengetahuan kita.
kesimpulannya, hiduplah dalam keadaan yang senantiasa awas dan cemas terhadap apa yang dilakukan karena pencatat semua itu sangat dekat dengan kita, Mereka ini mencatat warkah kehidupan kita sebagai modal kita saat menghadap Sang Pencipta kelak.
0 komentar:
Post a Comment