sebuah jasad belaka, padahal di dalam dirimu
tersimpan kekuatan yang tak terbatas
(Ali bin Abi Thalib)
Pesan ini menjelaskan tentang tujuan kita lahir adalah untuk mengubah dunia dari padang pasir menjadi oasis berdasarkan kemampuan masing-masing. Lalu kita terus bekerja keras memburu kebahagiaan berasaskan konsep manusia adalah khalifah-NYA di bumi. Bahagia memang seharusnya dimiliki oleh semua. Karena menurut fitrahnya, manusia itu diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan.
Manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.kenyataan itu sangat jelas diterangkan melalui Al-Quran :
Dan sesungguhnya KAMI telah memuliakan anak adam
dan KAMI angkat mereka di daratan dan di lautan, dan KAMI
telah berikan rejeki yang baik kepada mereka,
dan kami telah lebihkan mereka diantara
makhluk-makhluk yang telah
KAMI ciptakan dengan
kelebihan yang
sempurna
(Al-Israa ; 70)
Tawaran ini di perkuat lagi dengan bonus dari ALLAH SWT yang bermaksud:
Berdo'alah kepada-KU, nescaya akan AKU perkenankan bagimu (Al-Mukmin : 60)Begitu hebat tawaran dan layanan serta jaminan ALLAH SWT kepada anak cucu adam ini. Tetapi, tawaran harga runtuh ini tidak disambut dan dirasakan sepenuhnya, jika bersambut, pasti kita sudah hidup seba memuaskan. Sukses dalam segala bidang yang di geluti seperti: pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan hubungan dengan orang lain. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Serba mundur dalam semua masalah hingga banyak situasi yang sudah menjadi 'makanan' orang kafir.
Ini berpuncak dari sikap kita yang sudah melupakan fitrah sebagai manusia. Fitrah di jadikan dalam bentuk sebaik-baiknya kejadian. Dibekalkan naluri tinggi, diberikan akal, dihantarkan Nabi sebagai contoh untuk di ikuti dan pemberi peringatan, ditutunkan wahyu sebagai panduan, masih sesat juga. Maka untuk memperbaiki diri yang paling penting ialah berusaha kembali fitrah diri sehingga kita semua layak menjadi ciptaan yang baik dan sesuai dengan acuan-NYA.
Persoalannya, bagaimana mau kembali menjadi ciptaan-NYA yang baik? Caranya ialah kembali menjadi manusia yang seimbang dari segi kecerdasan. Dimulai dari kecerdasan fisikal, di ikuti kecerdasa intelektual, emosional dan spiritual.kecerdasan fisikal dan intelektual diperoleh melalui sistem pendidikan. Kecerdasan emosional diperoleh dari pergaulan. Manakala kecerdasan spiritual diperoleh dari kematangan pengalaman hidup sehingga kita bertemu dengan sikap terbaik yaitu ikhlas.
Bagaimana kita dapat memperoleh semua kecerdasan ini? Caranya, kita harus belajar dari makna "berfikir" cara mengelola emosi yang menjadi jalan untuk membangun rasa ikhlas, cara mengetahui apa kita sudah sampai ke tahap ikhlas atau belum dan cara mengukurnya. Mereka yang sudah kembali fitrahnya akan lebih mudah menuju kearah sikap ikhlas ini. Jika hilang kesempurnaan ini, maka mereka tidak akan mampu menjaga fitrahnya.
Apa sebenarnya ciri-ciri kesempurnaan ini? Ia berawal dari dalam diri yang terbangun rasa ketenangan, kreatifitas, energi, semangat, pengetahuan dan kefahaman yang senantiasa bertambah. Kesempurnaan di sebut dalam Al-Qur'an. Menurut pemikir Islam Murtadha Mutahari.
Fitrah itu adalah bawaan diri yang sudah melekat dalam diri manusia yaitu kalbu dan nurani yang mendorong pemiliknya untuk mendapat hakikat kebenaran. Bagi memahami contoh fitrah, kita harus melihat anak-anak kecil. Anak-anak ini akan selalu berasa bahagia, senang, tanpa beban dan tanggung jawab serta sangat fokus bila melakukan sesuatu. Coba kita lihat anak bermain, pasti bermain sungguh-sungguh dan tidak pernah bertanya esok bagaimana? Mereka hidup untuk hari ini dan berbahagia dengan apa yang ditemui pada saat ini
0 komentar:
Post a Comment